Le Burger, Jakarta
Restoran Le Burger sudah ada di daftar list restoran yang gue mau kunjungi tapi gue gak pernah sempat. Akhirnya, hari sabtu kemarin gue datang ke Le Burger pada jam 19.00. Lokasi restoran Le Burger ada di Alila Hotel, SCBD jadi untuk kalian yang membawa kendaraan, kalian bisa parkir di Alila Hotel. Setelah itu, kalian bisa melalui lift untuk menuju ke restoran Le Burger yang berada di lantai G. Le Burger bersebelahan dengan restoran Vong Kitchen. Restoran Vong Kitchen sangat berkelas dan eksklusif menurut gue karena dapat dilihat dari interior dan suasana.
Sesampainya gue di Le Burger, gue langsung mencari meja makan yang mendapatkan cahaya lampu lebih terang karena sangat berguna untuk foto-foto makanan. Pencahayaan di Le Burger tidak terlalu terang, maksud gue bukan gelap, hanya pencahayaan saat dinner memang lebih bagus seperti ini menurut gue. Sayangnya, ada kejadian kurang tepat pada kamera gue.
Setelah memesan menu-menu favorit, gue mulai foto-foto suasana di Le Burger tiba-tiba baterai kamera di layar tersisa 1 bar. Lalu, gue menuju ke tempat parkir dengan beranggapan di tas kamera ada baterai cadangan tetapi ketika gue melihat isi tas kamera, tidak ada sama sekali baterai cadangan. Kesalahan yang cukup fatal karena dari awal gue lupa memeriksa kamera dan lainnya. Jadi maaf kalau gue tidak terlalu memberikan banyak foto dan selebihnya gue menggunakan kamera smartphone yang hasilnya kurang begitu bagus setelah gue lihat hasilnya.
Semakin lama pengunjung mulai berdatangan dan mulai memenuhi meja makan, kebanyakan mereka datang beramai-ramai tapi ada sesuatu yang beda bagi gue, gue melihat beberapa pengunjung bule (warga negara asing). Mungkin menu makanan dan suasana Le Burger mirip seperti di restoran negara mereka.
Satu persatu pesanan mulai datang dan gue masih mengkhawatirkan baterai kamera apakah masih sanggup untuk foto makanan ini. Dari apa yang gue lihat, penampilan kedua makanan ini terlihat sederhana sesuai dengan suasana di Le Burger yang casual jadi cocok untuk nongkrong.
Gue mulai untuk mencicipi pesanan yang pertama ini adalah Truffle Burger. Gue pesan ini karena saus truffle bagi gue adalah hal baru. Truffle itu sendiri adalah jenis jamur. Kondisi hidangan Truffle Burger masih hangat dan ukurannya sedang menurut gue. Gigitan pertama yang terasa di mulut gue adalah rasa gurih dari roti bun dan patty yang bagi gue sangat enak tapi diakhir timbul rasa asin. Gue mencari tahu rasa asin ini timbul dari mana, apakah dari saus truffle atau yang lain. Gue akan menghabiskan Truffle Burger dengan menambahkan saus cabai agar tidak terlalu kuat rasa asin yang muncul. Gue sangat menyukai french fries yang disajikan dengan porsi banyak, dan masih sangat garing walaupun gue menikmati saat kondisi sudah tidak hangat. Le Burger menggoreng french fries dengan sangat baik.
Lalu, makanan selanjutnya adalah Churros. Gue sangat menyukai churros apalagi dalam kondisi masih hangat. Le Burger menyajikan Churros dengan cukup baik. Ukuran churros lumayan panjang dan cukup padat, kondisinya juga masih garing. Tersedia dua dipping saus yaitu saus coklat dan saus karamel. Awalnya gue menggigit tanpa saus dipping, lalu teksturnya jelas masih garing dan padat tetapi tidak terlalu terasa cinnamon. Kemudian gue mencoba dengan menggunakan saus dipping karamel, cukup enak rasa karamel ala Le Burger walaupun masih terasa susu kental manis. Namun ada yang aneh ketika gue mencoba saus dipping coklat yaitu seperti ada rasa tambahan ginger dan jeruk. Jujur, gue kurang menyukai saus dipping coklat ala Le Burger tapi untuk keseluruhan menu Churros Le Burger sangat enak bagi kalian yang suka dengan Churros dan worth to try.
Selesai menikmati semua hidangan di Le Burger, gue melanjutkannya dengan membayar tagihan. Lalu, tiba-tiba ada satu pelayan yang menanyakan ke gue tentang pendapat gue mengenai hidangan Le Burger jadi gue mengatakan semuanya tentang Truffle Burger dan Churros seperti yang gue tulis di postingan ini. Pelayan itu menanggapi pendapat gue dengan humble, mencatat semuanya agar di informasikan ke dapur dan akan memperbaiki lagi kekurangannya. Pelayan itu juga menjawab rasa penasaran gue tentang bahan-bahan yang digunakan pada saus dipping coklat yaitu cabai, ginger, dan lemon. Baiklah, gue berharap Le Burger terus berkembang dan menjadi lebih baik kedepannya. Gue juga masih ingin datang ke Le Burger untuk menikmati menu-menu yang lain dan juga memastikan kamera gue sudah siap.
Sesampainya gue di Le Burger, gue langsung mencari meja makan yang mendapatkan cahaya lampu lebih terang karena sangat berguna untuk foto-foto makanan. Pencahayaan di Le Burger tidak terlalu terang, maksud gue bukan gelap, hanya pencahayaan saat dinner memang lebih bagus seperti ini menurut gue. Sayangnya, ada kejadian kurang tepat pada kamera gue.
Setelah memesan menu-menu favorit, gue mulai foto-foto suasana di Le Burger tiba-tiba baterai kamera di layar tersisa 1 bar. Lalu, gue menuju ke tempat parkir dengan beranggapan di tas kamera ada baterai cadangan tetapi ketika gue melihat isi tas kamera, tidak ada sama sekali baterai cadangan. Kesalahan yang cukup fatal karena dari awal gue lupa memeriksa kamera dan lainnya. Jadi maaf kalau gue tidak terlalu memberikan banyak foto dan selebihnya gue menggunakan kamera smartphone yang hasilnya kurang begitu bagus setelah gue lihat hasilnya.
Semakin lama pengunjung mulai berdatangan dan mulai memenuhi meja makan, kebanyakan mereka datang beramai-ramai tapi ada sesuatu yang beda bagi gue, gue melihat beberapa pengunjung bule (warga negara asing). Mungkin menu makanan dan suasana Le Burger mirip seperti di restoran negara mereka.
Satu persatu pesanan mulai datang dan gue masih mengkhawatirkan baterai kamera apakah masih sanggup untuk foto makanan ini. Dari apa yang gue lihat, penampilan kedua makanan ini terlihat sederhana sesuai dengan suasana di Le Burger yang casual jadi cocok untuk nongkrong.
Lalu, makanan selanjutnya adalah Churros. Gue sangat menyukai churros apalagi dalam kondisi masih hangat. Le Burger menyajikan Churros dengan cukup baik. Ukuran churros lumayan panjang dan cukup padat, kondisinya juga masih garing. Tersedia dua dipping saus yaitu saus coklat dan saus karamel. Awalnya gue menggigit tanpa saus dipping, lalu teksturnya jelas masih garing dan padat tetapi tidak terlalu terasa cinnamon. Kemudian gue mencoba dengan menggunakan saus dipping karamel, cukup enak rasa karamel ala Le Burger walaupun masih terasa susu kental manis. Namun ada yang aneh ketika gue mencoba saus dipping coklat yaitu seperti ada rasa tambahan ginger dan jeruk. Jujur, gue kurang menyukai saus dipping coklat ala Le Burger tapi untuk keseluruhan menu Churros Le Burger sangat enak bagi kalian yang suka dengan Churros dan worth to try.
Selesai menikmati semua hidangan di Le Burger, gue melanjutkannya dengan membayar tagihan. Lalu, tiba-tiba ada satu pelayan yang menanyakan ke gue tentang pendapat gue mengenai hidangan Le Burger jadi gue mengatakan semuanya tentang Truffle Burger dan Churros seperti yang gue tulis di postingan ini. Pelayan itu menanggapi pendapat gue dengan humble, mencatat semuanya agar di informasikan ke dapur dan akan memperbaiki lagi kekurangannya. Pelayan itu juga menjawab rasa penasaran gue tentang bahan-bahan yang digunakan pada saus dipping coklat yaitu cabai, ginger, dan lemon. Baiklah, gue berharap Le Burger terus berkembang dan menjadi lebih baik kedepannya. Gue juga masih ingin datang ke Le Burger untuk menikmati menu-menu yang lain dan juga memastikan kamera gue sudah siap.
Komentar
Posting Komentar