Berangkat dari Canggu untuk berniat makan siang di
Warung Lesehan Mertha Sari yang ada di Klungkung, jarak yang harus gue tempuh pun sekitar 44 kilometer dan waktu perjalanan lebih dari satu jam dengan sepeda motor untuk tiba disana. Setidaknya ada kepuasaan batin dan kewajiban perut yang gue dapat setelah makan di Warung Lesehan Mertha Sari. Seketika gue berpikir saat sedang berada diatas motor, "Berat banget ini kalau harus pulang" jadi gue memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke salah satu lokasi wisata air terjun yang berada di Petang, Kabupaten Badung.
Air terjun yang gue tuju namanya air terjun Nungnung. Air terjun Nungnung sudah lama tercatat di catatan gue tapi selalu tidak sempat karena jarak yang terlalu jauh terkadang membuat gue kesulitan untuk mengatur waktu. Di awal perjalanan gue sangat semangat, wajar ya karna tenaga sudah di
charge saat makan siang tadi. Lalu, semakin lama perjalanan, mulut gue mulai nguap-nguap ditambah kepala mulai berat ke bawah apalagi mata mulai merem-melek mengindikasikan mengantuk. Gue berpikir ini terjadi gara-gara asupan karbohidrat yang terlalu banyak.
Selama perjalanan yang panjang dan sepertinya gak berujung, gue seringkali berhenti karena selalu terpesona dengan berbagai pemandangan seperti
landscape sawah, ladang bunga gemitir dan pohon-pohoh kelapa yang terbaris rapih. Ada baiknya berhenti untuk foto-foto selain itu supaya badan gue bisa
stretching sebentar. Suasana perjalanan yang gue tempuh pun beragam seperti mulai dari jalanan penuh kendaraan sampai jalanan yang sepi banget hanya ada gue dan anjing di pinggir jalan.
Setelah berkendara melewati banyak tikungan mirip di sirkuit MotoGP lalu melaju cepat di tanjakan dan turunan yang curam akhirnya gue sampai di tujuan. Saat itu cuaca sekitar sejuk banget dikarenakan habis turun hujan, udara yang segar dan langit yang mendung. Gue berharap nanti ketika gue menyusuri air terjun Nungnung jangan turun hujan deras.
Disediakan tempat parkir kendaraan bagi pengunjung dan terlihat beberapa bangunan warung yang menyajikan makanan dan minuman. Kita sebagai pengunjung akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 11.000 per orang. Seperti biasa, sebelumnya gue pernah survey tentang air terjun Nungnung, ternyata air terjun Nungnung merupakan salah satu tempat wisata yang memiliki jumlah anak tangga yang tidak sedikit dan ketika gue mengetahui hal ini maka gue gak memberi tahu soal jumlah anak tangga ini ke Oline karena gue membayangkan ketika dia mendengar hal ini pasti dia bisa lemas dan kemungkinan dia gak berminat untuk pergi.
|
Gerbang masuk |
Memang benar apa yang dikatakan orang-orang, baru saja gue masuk sudah disuguhi anak tangga yang tersusun rapi, agak curam dan jumlahnya tidak sedikit walaupun diselingi dengan jalan setapak yang landai atau datar. Ketika gue berhasil menuruni tangga, dalam hati gue berucap, "Level 1 lewat", lalu menuju ke tangga atau level selanjutnya dan selanjut-lanjut-lanjutnya. "
To see something beautiful is always not easy".
|
Si Oline masih semangat diawal perjalanan |
Jangan pernah kalian bertanya, "Capek gak?" karena gue masih manusia dan selalu bernafas dengan paru-paru jadi yang gue rasakan sangat
engap-engapan pokoknya lelah tapi melakukan aktivitas ini berguna untuk membakar kalori kita selain itu sisi positifnya gue menikmati menuruni tangga dengan suasana di tengah alam plus
backsound suara serangga yang membuat nyaman telinga gue sebagai orang yang hidup di kota dan membuat tenang jiwa. Disediakan juga tempat istirahat berupa pendopo tapi gak ada yang menjual minuman.
|
Selalu jaga kebersihan dimanapun perjalanan kita. |
Semakin lama menuruni anak tangga, semakin terdengar suara deras air terjun dan udara pun makin basah, mungkin karena gerimis. Gue gak bertemu turis sedikitpun didalam perjalanan, sampai saat itu di dalam benak gue agak merasa kurang nyaman karena hanya sendirian. Gue sudah jauh berjalan rasanya gak mungkin harus berhenti karena alasan terlalu sepi jadi gue tetap pada rencana yaitu
keep movin'.
|
Terdapat jembatan yang bisa jadi tempat berfoto. |
|
Selain jaga kebersihan, berhati-hati pun harus menjadi sikap kita selama perjalanan. |
Akhirnya, gue berhasil melibas semua anak tangga dan seperti inilah suasana dibawah.
|
Ternyata sudah ada turis-turis. |
|
Kita harus berjalan diatas jembatan untuk menuju ke air terjun Nungnung. |
|
Kalian cukup berhati-hati saja. |
|
Gue suka dengan keterampilan pembuatan jembatan. |
|
Air terjun Nungnung dari kejauhan. |
Gue dan Oline melanjutkan perjalanan untuk mendekati air terjun Nungnung dengan melewati bebatuan yang licin dan tanah basah membuat gue agak sulit berjalan dan harus hati-hati karna selain bisa tergelincir dan bikin sandal putus (
jangan sampai deh).
Ada sepasang kekasih entah dari mana tapi gue menebak saja mereka dari salah satu negara Timur Tengah. Mereka berdua begitu
excited berfoto-foto sampai Oline membantu mendokumentasikan kemesraan mereka, bahkan mereka begitu antusias berfoto-foto di setiap sudut manapun yang menurut mereka terlihat bagus.
Gue melihat debit air yang turun di air terjun Nungnung cukup besar maka gue memilih tidak berenang untuk melepas lelah dan kegiatan gu pun sama dengan sepasang kekasih itu, melakukan foto-foto dan bersantai duduk diatas batu sambil merasakan wajah terkena butiran-butiran air dingin yang dibawa oleh angin. Kamera foto yang gue bawa saat itu tidak berguna karena baterai cadangan hilang jadi gue banyak mengabadikan momen dengan kamera smartphone yang harus gue lap dengan kaos karena kebasahan. Agak kesal karena gue gak bisa
hunting foto dengan maksimal.
Gue dan Oline tidak menghabiskan waktu santai berlama-lama karena ada beberapa turis yang mulai meninggalkan area air terjun Nungnung, gue pun sudah merasa cukup puas bersantai dan mengabadikan momen selain itu gue berpikir ada baiknya tidak sendirian berada di area air terjun Nungnung tanpa ada orang lain (
takut ada hal yang tidak diinginkan). Kalian bisa tebak selanjutnya, hal terberat adalah melakukan perjalanan pulang yaitu mendaki anak tangga. Yaa mau tak mau gue anggap saja sedang
outdoor workout atau
travelling workout.
Oh ya! Selama di perjalanan menuruni atau mendaki anak tangga dan di area air terjun Nungnung gue tidak melihat sampah plastik seperti bungkus makanan atau botol air mineral dan lainnya. Gue senang karena kondisi seperti ini harus selalu kita jaga demi kelestarian alam dan begitu juga dengan kalian yang akan berencana ke air terjun Nungnung atau tempat lain dimana pun agar lebih menjaga kelestarian alam.
As a human, I am very grateful if you reduce just one plastic waste. #StartNowForGoodTommorrow
Komentar
Posting Komentar