Bakmi Karet Asiu, Jakarta | NON HALAL

Kelapa Gading, salah satu wilayah Jakarta bagian Utara yang terkenal dengan beragam tempat makan, salah satunya kuliner Non Halal yang pernah gue cerita seperti Ncek Legenda selain itu banyak juga kuliner Halal yang tersebar di wilayah Kelapa Gading seperti yang gue pernah cerita juga yaitu Seafood Wiro Sableng 212. Sedikit mengkhayal, kalau gue jadi warga Kelapa Gading dijamin gue gak akan bosan cari jajanan setiap hari asalkan dompet selalu tebal. Alasan gue berkunjung ke Kelapa Gading saat itu adalah karena ada rekomendasi tempat bakmi Non Halal, dan sebenarnya gue sudah lama mampir ke Bakmi Karet Asiu dan baru kali ini gue ada kesempatan cerita di blog.

ASIU as special as you

Biasanya Bakmi Karet Asiu ramai pada jam makan siang apalagi di hari libur nasional tapi dipastikan kalian akan dapat tempat duduk. Menurut yang gue lihat, Bakmi Karet Asiu adalah usaha keluarga yang dibangun di sebuah rumah pribadi dan dimodifikasi menjadi rumah makan bakmi. Mereka menata dapur berada di teras luar dan meja kasir berada di dekat pintu masuk utama dan ruang tamu pun diubah menjadi meja-meja makan pengunjung, begitu pula teras luar. Gue menganggap sang pemilik rumah tidak mungkin tidur di “rumah” ini, mungkin beliau dan keluarga punya rumah yang lain. Oke lah, gue langsung menuju ke pemesanan.


Bakmi Karet Asiu memiliki buku menu atau selembar menu besar yang sudah di laminating agar tidak basah kena tumpahan Teh Badak atau kuah mie, menurut gue tampilan menu sangat informatif, lengkap dengan foto makanan dan yaa selain itu yang penting ada harga setiap menu. By the way, penting gak sih bahas penampilan buku menu?


Then, semua pesanan sudah memenuhi meja (padahal hanya pesan 3 porsi). Di kebanyakan rumah makan bakmi, ramen atau sejenisnya sudah menambahkan pilihan ukuran porsi biasanya dimulai dari size small, regular/medium, large bahkan sampai extra large juga ada. Bakmi Karet Asiu pun menganut konsep itu.

Bakmi Babi Garing Madu Large | Rp. 46.000
Gue dan Oline memilih mie Karet jadi gue akan membahas tentang mie karet buatan Bakmi Karet Asiu dahulu. Gue gak ada ekspektasi makan mie karet itu akan seperti apa dan setelah gue rasakan adalah mie karet memiliki tekstur mie agak tebal dan padat jadi ya jelas berbeda dengan mie halus yang lebih mudah ditelan, tanpa harus dikunyah terlebih dahulu. Selain itu tidak ada perbedaan mencolok pada rasa. Selepas dari mie karet, mari kita lanjut ke toppingnya.


Dilihat dari foto hanya ada 2 topping yaitu babi cincang dan babi garing madu, kalian bisa membedakan, kan? Entah kenapa gue lebih menyukai 2 kombinasi topping ini di setiap bakmi babi dan kepuasaan gue terbayar di Bakmi Karet Asiu, mereka menyajikan kedua topping ini dengan sangat baik (mendadak laper). Babi cincang yang dituang ke mangkuk mie cukup banyak menurut gue (gak pelit), lalu rasanya jelas enak banget, bahkan kadang membuat gue gak mau mencampurnya dengan mie karena enak banget kalau di cemilin (halaah!), setelah itu kehadiran babi garing madu adalah sebagai penyempurna hidangan saat itu, ada gurih daging pork, teksturnya yang garing dan muncul rasa manis dari madu (beeuh!). Sebenarnya gue agak kurang tahu diri saat itu karena setelah gue mengunyah babi garing madu, dalam hati gue berucap ‘kurang banyak nih!’. Satu porsi Bakmi Babi Garing Madu ukuran Large sangat mengenyangkan menurut gue. Jadi gak enak, kan? Jalan jauh-jauh, makan di Bakmi Karet Asiu langsung pulang, gak bisa jajan di tempat lain  karena perut sudah full (hehe).

Bakmi Special Medium | Rp. 40.000
Masih ada satu pesanan lagi yang belum gue cerita. Pesanan yang satu ini namanya saja sudah Special (baca: sepesial) jadi gue berpikir pasti beda dari yang lain (sepertinya). Setelah pesanan tiba, gue melihat penampilan menu bakmi special terdapat 3 topping yaitu babi cincang, babi garing madu, dan Cha Siu.


Cha Siu ini sangat umum di hidangan asli Cina dan bisa dibilang daging babi panggang Cina rasanya pun cenderung agak manis tapi ada rasa gurih juga. Gue pun baru mengenal Cha Siu setelah diajak makan salah satu nasi campur Cina di Jakarta Utara dahulu kala. More less seperti itulah Cha Siu, ekspektasi gue makan Cha Siu di Bakmi Karet Asiu tidak jauh berbeda di tempat lain yang pernah gue coba yaitu jelas enak dan irisan daging juga banyak, wait! tapi dulu gue pernah makan nasi campur (dimana gitu) dan rasa Cha Siu mereka agak aneh, mungkin mulut gue saja yang gak cocok, pikir gue.


Jadi, apa yang gue rasakan setelah makan di Bakmi Karet Asiu atau dengan bahasa halus bagaimana kesan nya? Namanya juga selera adalah tidak selalu seragam dengan orang lain maka gue akan memilih mie halus karena mulut gue kurang pas dengan mie karet walaupun beberapa teman gue lebih memilih mie karet karena dia menyukai tekstur mie yang padat. Selera lah yang menentukan. Toppingnya? (nanya melulu) dijamin enak!

Komentar

Postingan Populer